19 Apr. 2013

Perkebunan Masih Andalan Pendulang Devisa Negara

Komoditi perkebunan selama ini menjadi andalan  pendulang devisa Negara.


Begitu juga pada tahun 2013, komoditi ini bakal tetap sebagai pengisi kocek pemerintah. Apalagi tren surplus perdagangan yang terus meningkat, Menteri Pertanian Suswono mengatakan komoditi kelapa sawit ( CPO ), karet, the, kopi, kakao masih merupakan komoditi andalan ekspor. Negara tujuan utama ekspor adlah Cina, AS, Negara-negara eropa dan India. Meski tetap menjadi andalan pendulang devisa Negara, tapi mengingat pada tahun 2013 negara-negara tujuan ekspor tersebut masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat, diprediksi impor dari Negara-negara tersebut tidak meningkat.

Karena itu diperkirakan pertumbuhan neraca perdagangan pertanian Indonesia akan tidak mengalami perubahan di bandingkan tahun 2012, dengan surplus neraca perdagangan berkisar antara 16,7-22,8 miliar dolar AS. Salah satu yang menjadi andalan ekspor perkebunan adalah CPO. Sejak tahun 2006 Indonesia merupakan Negara produsen CPO terbesar di Dunia pengelolahan kelapa sawit di Indonesia telah mengacu kepada upaya melestarikan lingkungan sesusai ketentuan Indonesia Sustainable. Palm Oil ( ISPO ) di Indonesia juga sudah mengembangkan pola PIR ( Perkebunan Inti Rakyat ) sehingga melibatkan para petani kecil dan banyak menyerap tenaga kerja. Suswoono memperkirakan pasar Internasional untuk minyak sawit relative tidak meingkat nyata karena situasi ekonomi global.

Sementara itu pengamat Pertanian Bustanul Arifin mengatakan, meski  produksi CPO 2012 sekitar 24 juta ton dan terbesar di dunia , jauh dari Malaysia dengan ekspor 18 juta ton dan konsumsi domestic 6 juta ton. Tapi persoalan di dalam negeri belum berubah, misalnya peran sawit rakyat yang harus menurun sampai 41 % selain itu rendahnya produktivitas tanaman, skema baru ISPO dan persoalan struktural inti dengan plasma mewarnai industry CPO

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking